Sejarah Perkembangan Beton Prategang
Diposting oleh Bayu M Martendreck Sabtu, 04 Juni 2011 pukul 15.27 0 commentsPenerapan pertama dari beton prategang dimulai oleh P.H. Jackson dari California, Amerika Serikat. Pada tahun 1886 telah dibuat hak paten dari kontruksi beton prategang yang dipakai untuk pelat dan atap. Pada waktu yang hampir bersamaan yaitu pada tahun 1888, C.E.W. Doehting dari Jerman memperoleh hak paten untuk memprategang pelat beton dari kawat baja. Tetapi gaya prategang yang diterapkan dalam waktu yang singkat menjadi hilang karena rendahnya mutu dan kekuatan baja. Untuk mengatasi hal tersebut oleh G.R. Steiner dari Amerika Serikat pada tahun 1908 mengusulkan dilakukannya penegangan kembali. Sedangkan J. Mandl dan M. Koenen dari Jerman menyelidiki identitas dan besar kehilangan gaya prategang. Eugen Freyssonet dari Perancis yang pertama-tama menemukan pentingnya kehilangan gaya prategang dan usaha untuk mengatasinya. Berdasarkan pengalamannya membangun jembatan pelengkung pada tahun 1907 dan 1927, maka disarankan untuk memakai baja dengan kekuataan yang sangat tinggi dan perpanjangan yang besar.
Kemudian pada tahun 1940 diperkenalkan sistem prategang yang pertama dengan bentang 47 meter di Philadelphia (Walnut Lane Bridge) seperti gambar dibawah ini:
Setelah Fresyssinnet para sarjana lain juga menemukan metode-metide prategang. Mereka adalah G.Magnel (Belgia), Y.Guyon (Perancis), P. Abeles (Inggris), F. Leonhardt (Jerman), V.V. Mikhailov (Rusia), dan T.Y. Lin (Amerika Serikat). Sekarang telah dikembangkan banyak sistim dan teknik prategang. Dan beton prategangan sekarang telah diterima dan banyak dipakai, setelah melalui banyak penyempurnaan hampir pada setiap elemen beton prategang, misalnya pada jembatan, komponen bangunan seperti balok, pelat dan kolom, pipa dan tiang panjang, terowongan dan lain sebagainya. Dengan beton prategang dapat dibuat betang yang besar tetapi langsing.
Struktur beton prategang mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
1. Terhindarnya retak terbuka di daerah tarik, jadi lebih tahan terhadap keadaan korosif.
2. Kedap air, cocok untuk pipa dan tangki.
3. Karena terbentuknya lawan lendut sebelum beban rencana bekerja, maka lendutan akhirnya akan lebih kecil dibandingkan pada beton bertulang.
4. Penampang struktur lebih kecil/langsing, sebab seluruh luas penampang dipakai secara efektif.
5. Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dibandingkan jumlah berat besi beton biasa.
6. Ketahanan gesek balok dan ketahanan puntirnya bertambah. Maka struktur dengan bentang besar dapat langsing. Tetapi ini menyebabkan Natural Frequency dari struktur berkurang, sehingga menjadi dinamis instabil akibat getaran gempa/angin, kecuali bila struktur itu memiliki redaman yang cukup atau kekakuannya ditambah.
Sumber: http://myzavier.blogspot.com/2009/05/sejarah-perkembangan-beton-prategang.html
Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011
Diposting oleh Bayu M Martendreck Minggu, 15 Mei 2011 pukul 20.35 0 commentsHari Lingkungan Hidup Sedunia 2011 puncaknya akan dilaksanakan pada 5 Juni 2011. Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) menjadi momentum untuk merangsang kesadaran publik seluruh dunia akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Pada tahun 2011 ini, Hari Lingkungan Hidup Sedunia mengangkat tema “Forests: Nature at your Service” dengan peringatannya akan dipusatkan di New Delhi India. Pemilihan tema ini disesuaikan dengan tahun 2011 yang dideklarasikan PBB sebagai Tahun Hutan Internasional (International Year of Forest). Tahun Hutan Internasional sendiri mengangkat tema “Forests for People“.
Tema Hari Lingkungan Hidup 2011 ini menekankan akan pentingnya hutan yang memiliki fungsi untuk memberikan layanan bagi kehidupan yang memiliki nilai keberlanjutan. Juga menegaskan keterkaitan antara kualitas kehidupan manusia dan kelestarian ekosistem hutan.
Hari Lingkungan Hidup Indonesia 2011. Di Indonesia, tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) 2011 disesuaikan dengan konteks Indonesia dalam Tema Hari Lingkungan Hidup Indonesia 2011 yaitu menjadi “Hutan Penyangga Kehidupan”.
Dari tema Hari Lingkungan Hidup yang diangkat oleh pemerintah Indonesia ini tersirat makna akan pentingnya hutan sebagai penjaga keseimbangan antara kepentingan manusia dan kepentingan semua makhluk hidup lainnya di dunia. Fungsi hutan tersebut hanya dapat tercapai bila hutan tetap terjaga kelestariannya.
Sayangnya, luas hutan Indonesia yang secara de yure mencapai 133 juta ha masih terus mengalami deforestasi (kerusakan hutan) yang lebih cepat dibandingkan dengan laju pemulihannya. Laju kerusakan hutan di Indonesia mencapai 1,17 juta hektar per tahun, sedangkan kemampuan pemulihan lahan yang telah rusak hanya sekitar 0,5 juta hektar per tahun.
Kondisi ini berakibat pada terjadinya kerusakan lingkungan yang mengakibatkan bencana alam di berbagai wilayah seperti banjir dan tanah lonsor, kekeringan, hilangnya keanekaragaman hayati, hingga sumbangan pada terjadinya perubahan iklim.
Seharusnya hutan bukanlah sebuah ancaman kehidupan yang mendatangkan berbagai bencana, namun justru mampu berperan sebagai penyangga kehidupan bagi semua, baik manusia maupun makhluk lainnya. Tiada yang lebih berharga daripada kehidupan yang harmonis antara manusia dan lingkungan hidupnya, dimana termasuk di dalamnya adalah ekosistem tempat hidup flora dan fauna. Hal inilah yang coba diingatkan pada kita semua melalui Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) 2011.
Mengutip sambutan Menteri Negera Lingkungan Hidup pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011, mari kita jadikan momentum Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011 untuk menposisikan hutan sebagai modal utama pembangunan nasional menuju masyarakat sejahtera dan berkelanjutan.
Sumber: http://alamendah.wordpress.com/2011/05/05/hari-lingkungan-hidup-sedunia-2011/
Langganan:
Postingan (Atom)