Sejarah Perkembangan Beton Prategang
Diposting oleh Bayu M Martendreck Sabtu, 04 Juni 2011 pukul 15.27 0 commentsPenerapan pertama dari beton prategang dimulai oleh P.H. Jackson dari California, Amerika Serikat. Pada tahun 1886 telah dibuat hak paten dari kontruksi beton prategang yang dipakai untuk pelat dan atap. Pada waktu yang hampir bersamaan yaitu pada tahun 1888, C.E.W. Doehting dari Jerman memperoleh hak paten untuk memprategang pelat beton dari kawat baja. Tetapi gaya prategang yang diterapkan dalam waktu yang singkat menjadi hilang karena rendahnya mutu dan kekuatan baja. Untuk mengatasi hal tersebut oleh G.R. Steiner dari Amerika Serikat pada tahun 1908 mengusulkan dilakukannya penegangan kembali. Sedangkan J. Mandl dan M. Koenen dari Jerman menyelidiki identitas dan besar kehilangan gaya prategang. Eugen Freyssonet dari Perancis yang pertama-tama menemukan pentingnya kehilangan gaya prategang dan usaha untuk mengatasinya. Berdasarkan pengalamannya membangun jembatan pelengkung pada tahun 1907 dan 1927, maka disarankan untuk memakai baja dengan kekuataan yang sangat tinggi dan perpanjangan yang besar.
Kemudian pada tahun 1940 diperkenalkan sistem prategang yang pertama dengan bentang 47 meter di Philadelphia (Walnut Lane Bridge) seperti gambar dibawah ini:
Setelah Fresyssinnet para sarjana lain juga menemukan metode-metide prategang. Mereka adalah G.Magnel (Belgia), Y.Guyon (Perancis), P. Abeles (Inggris), F. Leonhardt (Jerman), V.V. Mikhailov (Rusia), dan T.Y. Lin (Amerika Serikat). Sekarang telah dikembangkan banyak sistim dan teknik prategang. Dan beton prategangan sekarang telah diterima dan banyak dipakai, setelah melalui banyak penyempurnaan hampir pada setiap elemen beton prategang, misalnya pada jembatan, komponen bangunan seperti balok, pelat dan kolom, pipa dan tiang panjang, terowongan dan lain sebagainya. Dengan beton prategang dapat dibuat betang yang besar tetapi langsing.
Struktur beton prategang mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
1. Terhindarnya retak terbuka di daerah tarik, jadi lebih tahan terhadap keadaan korosif.
2. Kedap air, cocok untuk pipa dan tangki.
3. Karena terbentuknya lawan lendut sebelum beban rencana bekerja, maka lendutan akhirnya akan lebih kecil dibandingkan pada beton bertulang.
4. Penampang struktur lebih kecil/langsing, sebab seluruh luas penampang dipakai secara efektif.
5. Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dibandingkan jumlah berat besi beton biasa.
6. Ketahanan gesek balok dan ketahanan puntirnya bertambah. Maka struktur dengan bentang besar dapat langsing. Tetapi ini menyebabkan Natural Frequency dari struktur berkurang, sehingga menjadi dinamis instabil akibat getaran gempa/angin, kecuali bila struktur itu memiliki redaman yang cukup atau kekakuannya ditambah.
Sumber: http://myzavier.blogspot.com/2009/05/sejarah-perkembangan-beton-prategang.html
Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011
Diposting oleh Bayu M Martendreck Minggu, 15 Mei 2011 pukul 20.35 0 commentsHari Lingkungan Hidup Sedunia 2011 puncaknya akan dilaksanakan pada 5 Juni 2011. Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) menjadi momentum untuk merangsang kesadaran publik seluruh dunia akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Pada tahun 2011 ini, Hari Lingkungan Hidup Sedunia mengangkat tema “Forests: Nature at your Service” dengan peringatannya akan dipusatkan di New Delhi India. Pemilihan tema ini disesuaikan dengan tahun 2011 yang dideklarasikan PBB sebagai Tahun Hutan Internasional (International Year of Forest). Tahun Hutan Internasional sendiri mengangkat tema “Forests for People“.
Tema Hari Lingkungan Hidup 2011 ini menekankan akan pentingnya hutan yang memiliki fungsi untuk memberikan layanan bagi kehidupan yang memiliki nilai keberlanjutan. Juga menegaskan keterkaitan antara kualitas kehidupan manusia dan kelestarian ekosistem hutan.
Hari Lingkungan Hidup Indonesia 2011. Di Indonesia, tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) 2011 disesuaikan dengan konteks Indonesia dalam Tema Hari Lingkungan Hidup Indonesia 2011 yaitu menjadi “Hutan Penyangga Kehidupan”.
Dari tema Hari Lingkungan Hidup yang diangkat oleh pemerintah Indonesia ini tersirat makna akan pentingnya hutan sebagai penjaga keseimbangan antara kepentingan manusia dan kepentingan semua makhluk hidup lainnya di dunia. Fungsi hutan tersebut hanya dapat tercapai bila hutan tetap terjaga kelestariannya.
Sayangnya, luas hutan Indonesia yang secara de yure mencapai 133 juta ha masih terus mengalami deforestasi (kerusakan hutan) yang lebih cepat dibandingkan dengan laju pemulihannya. Laju kerusakan hutan di Indonesia mencapai 1,17 juta hektar per tahun, sedangkan kemampuan pemulihan lahan yang telah rusak hanya sekitar 0,5 juta hektar per tahun.
Kondisi ini berakibat pada terjadinya kerusakan lingkungan yang mengakibatkan bencana alam di berbagai wilayah seperti banjir dan tanah lonsor, kekeringan, hilangnya keanekaragaman hayati, hingga sumbangan pada terjadinya perubahan iklim.
Seharusnya hutan bukanlah sebuah ancaman kehidupan yang mendatangkan berbagai bencana, namun justru mampu berperan sebagai penyangga kehidupan bagi semua, baik manusia maupun makhluk lainnya. Tiada yang lebih berharga daripada kehidupan yang harmonis antara manusia dan lingkungan hidupnya, dimana termasuk di dalamnya adalah ekosistem tempat hidup flora dan fauna. Hal inilah yang coba diingatkan pada kita semua melalui Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) 2011.
Mengutip sambutan Menteri Negera Lingkungan Hidup pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011, mari kita jadikan momentum Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011 untuk menposisikan hutan sebagai modal utama pembangunan nasional menuju masyarakat sejahtera dan berkelanjutan.
Sumber: http://alamendah.wordpress.com/2011/05/05/hari-lingkungan-hidup-sedunia-2011/
Manajemen Konstruksi
Diposting oleh Bayu M Martendreck Jumat, 06 Mei 2011 pukul 14.44 0 commentsManajemen konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktikkan aspek-aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah model bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan.
Construction Management Association of America (CMAA) menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi, yaitu perencanaan proyek manajemen, manajemen harga, manajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen keselamatan, dan dan praktik profesional.
Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksi adalah layanan yang sangat baik yang disediakan untuk mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi. Sebagai manajer proyek konstruksi akan menangani semua tahap konstruksi proyek Anda. Pada tahap pra-konstruksi, kita akan melakukan semua yang diperlukan studi kelayakan dan penelitian. Kemudian datang desain dan perencanaan. Setelah spesifikasi arsitektur dan tujuan penjadwalan yang didefinisikan dengan baik, pekerjaan dilanjutkan oleh pembangun dan kontraktor untuk memulai membangun aktual bawah pengawasan yang ketat kami. Menekankan pada independen dari para profesional lain yang terlibat dalam konstruksi. netralitas ini memungkinkan untuk secara objektif dan tidak memihak menyarankan klien pada pilihan consultans dan kontraktor, yang memungkinkan klien untuk mendapatkan manfaat maksimal.
Manajemen Konstruksi merupakan keseluruhan dari perencanaan, koordinasi dan kontrol suatu proyek, dimana dari awal proyek sampai selesai dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien dalam rangka untuk menghasilkan fungsional dan proyek yang layak secara finansial atau keuangan, yang akan diselesaikan pada waktu yang ditentukan dengan biaya tertentu dan dengan standar kualitas yang dibutuhkan. Sedangkan manajemen proyek adalah proses dimana proyek dibuat dengan sukses. Dan manajemen proyek konstruksi (CPM) adalah manajemen proyek yang berlaku untuk sektor konstruksi.
Maksud dari Manajemen Konstruksi
Sebelumnya kita harus mengetahui arti dari proyek; Dimana proyek adalah bentuk usaha dalam mencapai tujuan yang ditentukan dan dibatasi oleh waktu dan juga sumber daya yang terbatas. Sehingga garis besar dari proyek konstruksi, yaitu suatu upaya untuk mendapatkan hasil yang dirubah menjadi bangunan atau infrastruktur. Infrastruktur atau bangunan ini mencakup beberapa pekerjaan utama yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil/eangineer dan arsitektur/designer(perencana), juga dapat melibatkan disiplin ilmu pengetahuan lainnya seperti akutansi/keuangan, teknik mesin, teknik industri dan elektro.
Manajemen proyek konstruksi
Lebih dalam dari Manajemen Proyek Konstruksi(CPM), suatu proses penerapan fungsi/kegunaan manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan dan penerapan.Dimana berjalan secara sistimatis pada setiap bagian – bagian tersebut yang terdapat pada proyek, dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada secara efisien dan efektif agar tercapai tujuan proyek tersebut dengan benar.
Manajemen Konstruksi membawahi mutu fisik dari konstruksi, biaya dan waktu. Dimana manajemen tenaga kerja/sumber daya manusia dan manjemen material lebih ditekankan dan digunakan. Karena pada Manajemen Konstruksi, dua puluh persen dari manajemen perencanaan berperan dan sisanya, yaitu manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek mendapatkan bagian yang lebih besar.
Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain :
1. Kontrol; Sebagai alat menjaga kondisi lapangan dari perubahan yang tidak pasti dan mengatasi masalah terbatasnya waktu pelaksanaan
2. Managerial Functional; Sebagai alat analisa kemampuan lapangan dengan menggunakan manajemen sistem informasi yang baik.
3. Quality Control; Menjaga keselarasan antara pelaksana proyek dan perencanaan proyek.
4. Hasil kajian balik dijadikan sebagai tindakan pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lapangan
5. Memantau kemajuan proyek dan prestasi yang telah tercapai dan dilakukan secara berkala dalam hitungan hari, minggu dan bulan.
Tujuan Manajemen Konstruksi
Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan (spesification) untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu ( Quality Control ) , pengawasan biaya ( Cost Control ) dan pengawasan waktu pelaksanaan ( Time Control ).
Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun dapat juga pada tahap – tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap – tahap proyek sebagai berikut :
1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan – masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.
2. Tim Manajemen Konstruksi sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak (‘feasible “) mulai dari tahap disain.
3. Tim Manajemen Konstruksi akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan disain sampai proyek selesai, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan setelah tahap disain
4. Manajemen Konstruksi berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan pemisahan kontrak – kontrak pelaksanaan untuk kontraktor.
Peranan Manajemen Konstruksi
Peranan Manajemen Konstruksi(MK) pada tahapan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi :
1. Manajemen Konstruksi Agen (MKA). Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik dan berfungsi sebagai koordinator “penghubung” (interface) antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para kontraktor.
2. Konsultan Manajemen Konstruksi(MK) dapat mulai dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan.
Jasa Konstruksi Extended Manajemen
Jasa konsultan Manajemen Konstruksi(MK) dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi “konflik-kepentingan” karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada sistim ini Pada type yang lain kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.
Pemilik Manajemen Konstruksi
Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional yang bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan
Jaminan Maksimum Harga Manajemen Konstruksi
Konsultan manajemen konstruksi bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil pemilik. Disini konsultan Jaminan Maksimum Harga Manajemen Konstruksi tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan Jaminan Maksimum Harga Manajemen Konstruksi tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor (sub kontraktor).
Kontraktor Konstruksi
Pembangun yang mengawasi pelaksanaan proyek-proyek konstruksi secara tradisional disebut sebagai kontraktor, atau lebih tepat disebut konstruktor. Kontraktor umum koordinat berbagai tugas untuk proyek sementara kontraktor khusus seperti kontraktor mekanis atau elektris melakukan bekerja di spesialisasi mereka. Material dan peralatan pemasok sering bertindak sebagai kontraktor instalasi; mereka memainkan peran penting dalam proyek konstruksi sejak kondisi pengiriman bahan dan peralatan mempengaruhi kualitas, biaya, dan tepat waktu penyelesaian proyek. Hal ini penting untuk memahami operasi ini kontraktor untuk menangani mereka secara efektif.
Kontraktor Umum
Fungsi kontraktor umum adalah mengkoordinasikan semua pekerjaan proyek konstruksi. Kecuali pemilik melakukan fungsi ini atau terlibat manajer konstruksi profesional untuk melakukannya, kontraktor umum yang baik yang telah bekerja dengan tim inspektur, kontraktor khusus atau subkontraktor bersama-sama untuk sejumlah proyek di masa lalu dapat paling efektif dalam memberikan inspirasi dan loyalitas kerjasama. Kontraktor umum juga pengetahuan tentang tenaga kerja yang digunakan dalam konstruksi. Tenaga kerja mungkin atau mungkin tidak serikat tergantung pada ukuran dan lokasi proyek. Dalam beberapa proyek, tidak ada anggota dari angkatan kerja milik serikat pekerja, dalam kasus lain, baik serikat pekerja dan pengrajin non-serikat bekerja sama dalam apa yang disebut toko terbuka, atau semua pengrajin harus berafiliasi dengan serikat buruh di toko tertutup . Karena serikat buruh menyediakan menyewa ruang staf dengan pekerja harian terampil yang telah melalui program magang untuk proyek serta berfungsi sebagai unit tawar-menawar kolektif, seorang kontraktor umum yang berpengalaman akan menggunakan baik manfaat dan menghindari perangkap dalam menangani buruh yang terorganisir.
Specialty Kontraktor
Kontraktor Specialty meliputi mekanik, listrik, pondasi, penggalian, dan kontraktor pembongkaran antara lain. Mereka biasanya bertindak sebagai subkontraktor kepada kontraktor umum proyek. Dalam beberapa kasus, undang-undang hukum mungkin memerlukan pemilik untuk menangani berbagai kontraktor khusus secara langsung. Di Negara Bagian New York, misalnya, khusus kontraktor, seperti kontraktor mekanikal dan elektrikal, tidak dikenakan pengawasan kontraktor umum proyek konstruksi dan harus diberi kontrak utama yang terpisah pada pekerjaan umum. Dengan pengecualian kasus khusus seperti itu, pemilik akan terus kontraktor umum bertanggung jawab untuk bernegosiasi dan memenuhi perjanjian kontrak dengan subkontraktor.
Bahan dan Peralatan Pemasok
Pemasok bahan utama meliputi kontraktor khusus dalam fabrikasi baja struktural dan ereksi, sheet metal, pengiriman beton siap dicampur, penguat detailer bar baja, atap, kaca dll pemasok peralatan utama untuk pembangunan industri termasuk produsen generator, boiler dan peralatan pipa dan lainnya. Banyak pemasok menangani instalasi-situs untuk memastikan bahwa persyaratan dan spesifikasi kontrak terpenuhi. Sebagai unit struktural lebih banyak dan lebih besar yang prefabrikasi off-site, distribusi antara kontraktor dan pemasok bahan khusus bahkan menjadi kurang jelas.
Sumber: http://www.gbaconsultant.co.id/manajemen-konstruksi
Konstruksi Lantai Tipe Waffle Slab
Diposting oleh Bayu M Martendreck Kamis, 28 April 2011 pukul 14.05 0 commentsWaffle slab, yaitu salah satu tipe lantai yang terbuat dari material beton. Ciri khas waffle slab yaitu keberadaan rusuk (joist) yang arahnya saling tegak lurus satu sama lain. Sebelum membahas waffle slab lebih jauh lagi, perlu kita ketahui beberapa tipe-tipe lantai. Diantaranya yang lazim digunakan adalah flat slab, ribbed slab, dan waffle slab.
Tipe yang pertama yaitu flat slab sangat disukai oleh arsitek dan juga owner proyek karena tidak ada penggunaan rusuk yang menopang pelat lantainya. Hal itu sangat menguntungkan karena penggunaan ruang antar lantai semakin lapang selain tentunya lebih indah.
Tipe yang kedua yaitu ribbed slab, adalah tipe pelat lantai yang diberi rusuk satu arah untuk menambah kekuatan dan kekakuan pada arah pemasangannya.
Tipe yang terakhir yaitu waffle slab intinya sama dengan ribbed slab namun pemasangan rusuk pada 2 arah. Nah, dengan keberadaan rusuk pada pelat tentu akan mengurangi ruang antar lantai dan tentunya pengguanaan material pun secara kasat mata terlihat lebih boros juga dibandingkan tipe flat slab.
Apa keuntungan menggunakan lantai tipe waffle slab ?
Pada waffle slab terdapat rusuk 2 arah yang tentunya akan menambah aspek kekuatan dan tentu saja kekakuan pelat lantai itu sendiri. Namun di sisi lain ada kelemahan dari penggunaan waffle slab yaitu biaya produksi yang lebih mahal.
Kapan lantai tipe waffle slab digunakan dalam konstruksi ?
Tipe pelat lantai seperti ini tentu akan jarang ditemui di rumah tinggal atau di mall. Dengan keunggulan stiffness yang lebih tinggi, waffle slab digunakan untuk struktur yang biasanya berkaitan dengan aspek getaran misalnya pabrik, lab, ruang dansa, dll. Getaran dapat disebabkan oleh manusia (langkah berjalan, menari/dansa, dll) atau disebabkan oleh mesin-mesin. Getaran yang terlalu besar akan menimbulakan ketidaknyamanan bagi orang di sekitarnya.
Di dalam peraturan ASCE, Prof. Murray memprakarsai terbentuknya peraturan yang khusus meninjau aspek getaran pada gedung. Dari referensi publikasi jurnal internasional, para peneliti sangat merekomendasikan pelat tipe waffle slab sebagai salah satu faktor untuk mengatasi masalah getaran.
Sumber: http://andrepuja.wordpress.com/2010/12/23/waffle-slab-apa-sih-untungnya/
Sejarah Hari Bumi
Diposting oleh Bayu M Martendreck Jumat, 22 April 2011 pukul 12.16 0 comments
Tahukah teman-teman bagaimana sejarah kelahiran Hari Bumi? Seperti yang dilansir dari Wikipedia, Rabu (22/4/2009), seorang aktivis lingkungan John McConnel adalah orang yang pertama kalinya mengajukan proposal kegiatan untuk penyelamatan bumi. Proposal tersebut diajukan kepada pemerintah daerah San Francisco pada 1 Maret 1970 silam dan ternyata disetujui.
Selanjutnya, proposal McConnel menjadi perhatian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan akhirnya dijadikan sebagai pengajuan kegiatan penyelamatan bumi sedunia. U Thant, sekretaris jenderal PBB pada masa itu mengusulkan adanya hari peringatan tahunan yang dijadikan momen bagi seluruh umat manusia agar memikirkan kembali tentang nasib bumi.
Tak hanya sekedar peringatan, namun pada pencanangan hari tersebut, dibarengi pula dengan berbagai kegiatan guna menyelamatkan kondisi bumi yang kian memburuk. Kegiatan ini pun dilakukan serentak di seluruh dunia.
Awalnya McConnel mengajukan Hari Bumi diperingati setiap 21 Maret. Alasan pemilihan ini didasarkan pada fakta ilmiah, bahwa ketika memikirkan nasib bumi kita harus memulainya pada saat awal proses pembentukan bumi.
Berdasarkan berbagai survei menujukan pembetukan bumi jatuh pada tanggal tersebut. Selain itu, 21 Maret juga adalah hari dimulainya musim semi yang menurut sebagian besar kebudayaan diyakini sebagai hari dimulainya kehidupan.
Namun pada perkembangannya, peringatan hari bumi pada 21 Maret yang dimaksudkan untuk meluruskan fakta sejarah pembentukan bumi menjadi bergeser.
Hal ini sama seperti yang terjadi pada sistem penanggalan kuno yang bergeser dari Maret menjadi Januari. Maka sejak saat itu, Hari Bumi pun kemudian diperingati setiap 22 April.
Kenapa kita harus memperingati Hari Bumi ?
Hari Bumi dirancang untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia yaitu bumi. Peringatan ini ditujukan untuk semua manusia yang berada dibumi. Sebenarnya, butuh kesadaran yang lebih besar agar kita mampu menerima makna peringatan Hari Bumi itu secara utuh.
Banyak hal yang telah terjadi dan telah mampu mengubah kondisi bumi kita tercinta ini, semuanya disebabkan oleh perilaku manusia itu sendiri. Sudah seharusnya kita mencintai tempat tinggal kita ini, selayaknya mencintai diri sendiri. Bumi yang selama ini kita kenal telah berubah sangat jauh dari kondisi awalnya. Mulai dari kondisi atmosfer, iklim dan tanahnya yang berubah, bahkan tumbuh-tumbuhan dan hewannya pun ikut berevolusi.
Perubahan iklim menyebabkan berbagai dampak serius yang mengancam kelangsungan hidup manusia. Salah satunya adalah ancaman kesehatan. Curah hujan lebat apalagi diikuti banjir, dapat memperburuk sistem sanitasi yang belum memadai di banyak wilayah kumuh di berbagai daerah dan kota, sehingga dapat membuat masyarakat rawan terkena penyakit-penyakit yang menular lewat air seperti diare dan kolera.
Suhu tinggi dan kelembapan tinggi yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan kelelahan akibat kepanasan terutama di kalangan masyarakat miskin kota dan para lansia. Suhu yang lebih tinggi juga membuat masa inkubasi nyamuk semakin pendek, nyamuk berkembang biak lebih cepat. Akibatnya penyakit yang dibawa oleh nyamuk semakin cepat menyebar. Kenaikan temperatur Bumi itu telah mengakibatkan ukuran larva dan nyamuk dewasa menjadi lebih kecil, yang berujung dengan pelipatgandaan frekuensi makan setiap nyamuk dan resiko penularan penyakit.
Bahkan menurut tim peneliti dari Johns Hopkins School of Public Health pada 1998 dikatakan bahwa peningkatan suhu global akan menjadikan Demam Berdarah Dengue (DBD) oleh nyamuk Aedes Aegepti dan Aedes Albopictus sebagai penyaki infeksi yang disebarkan serangga yang paling serius dan fatal di muka Bumi.
Sumber: Dari berbagai sumber
Selanjutnya, proposal McConnel menjadi perhatian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan akhirnya dijadikan sebagai pengajuan kegiatan penyelamatan bumi sedunia. U Thant, sekretaris jenderal PBB pada masa itu mengusulkan adanya hari peringatan tahunan yang dijadikan momen bagi seluruh umat manusia agar memikirkan kembali tentang nasib bumi.
Tak hanya sekedar peringatan, namun pada pencanangan hari tersebut, dibarengi pula dengan berbagai kegiatan guna menyelamatkan kondisi bumi yang kian memburuk. Kegiatan ini pun dilakukan serentak di seluruh dunia.
Awalnya McConnel mengajukan Hari Bumi diperingati setiap 21 Maret. Alasan pemilihan ini didasarkan pada fakta ilmiah, bahwa ketika memikirkan nasib bumi kita harus memulainya pada saat awal proses pembentukan bumi.
Berdasarkan berbagai survei menujukan pembetukan bumi jatuh pada tanggal tersebut. Selain itu, 21 Maret juga adalah hari dimulainya musim semi yang menurut sebagian besar kebudayaan diyakini sebagai hari dimulainya kehidupan.
Namun pada perkembangannya, peringatan hari bumi pada 21 Maret yang dimaksudkan untuk meluruskan fakta sejarah pembentukan bumi menjadi bergeser.
Hal ini sama seperti yang terjadi pada sistem penanggalan kuno yang bergeser dari Maret menjadi Januari. Maka sejak saat itu, Hari Bumi pun kemudian diperingati setiap 22 April.
Kenapa kita harus memperingati Hari Bumi ?
Hari Bumi dirancang untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia yaitu bumi. Peringatan ini ditujukan untuk semua manusia yang berada dibumi. Sebenarnya, butuh kesadaran yang lebih besar agar kita mampu menerima makna peringatan Hari Bumi itu secara utuh.
Banyak hal yang telah terjadi dan telah mampu mengubah kondisi bumi kita tercinta ini, semuanya disebabkan oleh perilaku manusia itu sendiri. Sudah seharusnya kita mencintai tempat tinggal kita ini, selayaknya mencintai diri sendiri. Bumi yang selama ini kita kenal telah berubah sangat jauh dari kondisi awalnya. Mulai dari kondisi atmosfer, iklim dan tanahnya yang berubah, bahkan tumbuh-tumbuhan dan hewannya pun ikut berevolusi.
Perubahan iklim menyebabkan berbagai dampak serius yang mengancam kelangsungan hidup manusia. Salah satunya adalah ancaman kesehatan. Curah hujan lebat apalagi diikuti banjir, dapat memperburuk sistem sanitasi yang belum memadai di banyak wilayah kumuh di berbagai daerah dan kota, sehingga dapat membuat masyarakat rawan terkena penyakit-penyakit yang menular lewat air seperti diare dan kolera.
Suhu tinggi dan kelembapan tinggi yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan kelelahan akibat kepanasan terutama di kalangan masyarakat miskin kota dan para lansia. Suhu yang lebih tinggi juga membuat masa inkubasi nyamuk semakin pendek, nyamuk berkembang biak lebih cepat. Akibatnya penyakit yang dibawa oleh nyamuk semakin cepat menyebar. Kenaikan temperatur Bumi itu telah mengakibatkan ukuran larva dan nyamuk dewasa menjadi lebih kecil, yang berujung dengan pelipatgandaan frekuensi makan setiap nyamuk dan resiko penularan penyakit.
Bahkan menurut tim peneliti dari Johns Hopkins School of Public Health pada 1998 dikatakan bahwa peningkatan suhu global akan menjadikan Demam Berdarah Dengue (DBD) oleh nyamuk Aedes Aegepti dan Aedes Albopictus sebagai penyaki infeksi yang disebarkan serangga yang paling serius dan fatal di muka Bumi.
Sumber: Dari berbagai sumber
Rancangan Jembatan Selat Sunda
Diposting oleh Bayu M Martendreck Senin, 18 April 2011 pukul 20.34 0 commentsJembatan selat sunda akan dibangun melintasi selat sunda yang menghubungkan antara pulau Jawa dan pulau Sumatra kalau ini dapat terealisasikan, jembatan ini akan menjadi jembatan terpanjang di dunia. Jembatan rencananya akan berada pada 70 meter di atas permukaan laut, dan melewati tiga pulau-pulau kecil di selat itu, yaitu Pulau Prajurit, Ular, dan Sangiang. Ini merupakan jembatan dengan panjang 29 kilometer yang akan menjadi jembatan terpanjang di dunia.
Salinan makalah Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Mohamad Wahid Supriyadi menyatakan, sebagai jembatan terletak di daerah rawan gempa bumi dan tsunami, pembangunan jembatan akan mencakup empat tahapan penting yang melibatkan hydrographic, oceanographic, geologi, seismological, keikliman, dan aspek lingkungan.
"Para ahli mengatakan secara teknologi, jembatan itu layak. Meski daerah ini rawan dengan gempa lebih dari tujuh pada skala Richter yang menyebabkan tsunami," kata Wahid dalam makalah yang disampaikan kepada Deputi Perdana Menteri Uni Emirat Arab di Abu Dhabi, 21 Juli 2008.
"Mahalnya jembatan tak akan berarti bila dibandingkan dengan keselamatan." Rencananya, pembangunan jembatan ini akan menghabiskan dana Rp 100 triliun dan Rp 500 miliar per tahun untuk operasional jembatan itu. serta jembatan ini akan dilengkapi dengan rel kereta yang membentang di sepanjang jembantan.
Bila tak ada halangan jembatan ini akan dibangun pada tahun 2012 dan selesai tahun 2025.
Pria ini bernama Prof Dr Ir Wiratman Wangsadinata yang merupakan lulusan dari ITB tahun 1960. Kemudian mendapat gelar doktor pada 1992 dan gelar profesor pada 1995.
Proyek beken yang pernah dikerjakan laki-laki kelahiran Jakarta 1935 ini, antara lain Kota BNI yang pernah menjadi gedung tertinggi di Indonesia. Gedung-gedung perkantoran lain seperti, Bakrie Tower, Anggana Danamon (kini Sampoerna Strategic Square), Niaga Tower, Wisma Darmala, dan PSP Office Tower.
Di pembangunan hotel dan apartemen, Wiratman merancang Four Seasons Residential Apartments, Mal Ciputra, dan Hotel Aryaduta.
Wiratman juga perancang Pembangkit Listrik Tenaga Air Mrica, Banjarnegara, PLTA Merangin, PLTA Kusan, dan Pembangkit Gresik.
Yang tidak diduga, Wiratman juga perancang Telecommunication Tower dan Menara Jakarta. Menara Jakarta akan menjadi tower tertinggi di dunia dengan ketinggian 558 meter.
Dari hasil kajian yang dilakukan di Bangungraha, pembangunan jembatan sepanjang 29 kilometer ini sedikitnya akan menelan biaya Rp 100 triliun. Lama pembangunan diperkirakan mencapai 10 tahun.
Gedung di Jepang Yang Ditembus Jalan Tol
Diposting oleh Bayu M Martendreck Senin, 11 April 2011 pukul 07.44 0 commentsGedung berlantai 16 di Osaka, Jepang ini terbilang unik karena adanya jalan tol yang menembusnya, tepat di lantai 5 hingga 7. Jalan tol yang menembusnya merupakan jaringan jalan tol sepanjang 293,3 km. Uniknya lagi, penyelenggara jalan tol tersebut merupakan penyewa tetap pada lantai 5 hingga 7 di gedung ini.
Pada tahun 1983, pembangunan gedung baru di area gedung unik berada dihentikan oleh pemerintah setempat, dikarenakan rencana pembangunan jalan tol sudah final. Namun, pemilik gedung ini menolak untuk menyerah, ia tidak mau memindahkan gedungnya. Setelah bernegosiasi dengan penyelenggara jalan tol selama 5 tahun, muncullah solusi ini.
Pemilik gedung menggunakan tiang penyangga ganda untuk melindungi gedung ini dari getaran, dan juga struktur melingkar di sekeliling bagian yang digunakan untuk ditembus jalan tol.
Sumber: http://bos-sulap.blogspot.com/2010/03/gedung-di-jepang-yang-ditembus-jalan.html
Konstruksi Bangunan Standar Kobe
Diposting oleh Bayu M Martendreck Senin, 28 Maret 2011 pukul 15.27 0 comments
Masih ingat dibenak kita, gempa besar dan tsunami melanda Jepang pada tanggal 11 Maret 2011 lalu. Namun, ada hal penting yang dapat dipelajari dari bencana ini. Gempa berkekuatan 9 skala Richter ini tidak mampu melawan kokohnya gedung-gedung tinggi, terutama di kota Sendai. Meski terdekat dengan pusat gempa, tak ada satu pun gedung bertingkat di kota ini yang rusak parah apalagi runtuh. Kuncinya adalah penerapan peta Bahaya dan Standar Kekuatan Bangunan.
Kekokohan kota Sendai (ibu kota Prefektur Miyagi) yang berjarak 130 kilometer sebelah barat episentrum, teruji ketika menanggung guncangan dahsyat. Gempa Miyagi merupakan yang terbesar sejak Jepang mulai merekam fenomena geologi sejak 140 tahun lalu. Gempa diikuti tsunami setinggi 10 meter, yang menerjang hingga 8 km dari garis pantai. Kekuatan gedung di Sendai, kota yang memiliki kepadatan 1.300 orang per km persegi, memang menonjol. Tak ada gedung bertingkat yang dilaporkan roboh. Padahal, di kota lain Prefektur Miyagi, tepatnya di Kurihara dilaporkan tiga gedung runtuh. Banyak pula gedung bernasib sama di Fukushima dan di Chiba (ibu kota Narita).
Goyangan tanah yang menerjang Pulau Honshu itu muncul sebagai efek dari desakan Lempeng Pasifik terhadap Lempeng Eurasia yang menjadi tempat tumpuan pulau itu dan kota Sendai, yang dikenal dengan nama kota hutan (mori no miyako) karena banyaknya pepohonan. Kota ini luasnya 788.09 km persegi, membentang dari pesisir yang menghadap Samudra Pasifik hingga ke Pegunungan Ou.
Kunci kekuatan gedung di kota berpenduduk lebih dari 1 juta orang itu, salah satunya, berkat penerapan standar ketahanan gedung terhadap gempa. Semula Sendai tergolong kota yang rapuh. Kota ini pernah hancur diguncang gempa berkekuatan 7,4 SR pada 12 Juni 1978. Gempa itu menyebabkan runtuhnya sekitar 4.400 bangunan dan 86.000 bangunan lain mengalami kerusakan parsial. Meski begitu, korban yang meninggal dan terluka relatif kecil, yaitu 1.016 orang.
Standar Kobe
Penguatan bangunan, terutama gedung bertingkat, di Sendai menggunakan standar kekuatan gedung terbitan tahun 1996, yaitu peraturan untuk seluruh Jepang yang diberlakukan setahun setelah gempa yang memorakporandakan kota Kobe.
Gempa tektonik Hanshin- Awaji pada 17 Januari 1995 itu berepisentrum di utara Pulau Awaji di bagian selatan Prefektur Hyogo. Gempa disebabkan tiga lempeng benua, yaitu Filipina, Pasifik, dan Eurasia. Gempa menimbulkan kerusakan pada Kobe yang berjarak sekitar 20 km dari pusat gempa.
Gempa menelan korban 6.433 orang, sebagian besar merupakan penduduk kota Kobe. Gempa ini merupakan gempa terburuk di Jepang setelah gempa besar Kanto pada 1 September 1923 yang menewaskan lebih dari 140.000 orang di Tokyo, kota kedua terpadat di dunia.
Pada gempa Kobe, 250.000 bangunan rumah rusak dan sekitar 460.000 keluarga kehilangan tempat tinggal. Bencana itu memukul ekonomi Jepang. Total kerugian akibat gempa Kobe 10 triliun yen atau 2,5 persen dari PDB Jepang saat itu.
Standar baru yang diberlakukan secara nasional lebih kuat dua kali lipat dibandingkan standar sebelum gempa Kobe. Penetapan standar mengacu pada evaluasi gedung-gedung yang hancur akibat gempa berepisentrum dangkal itu.
Pembangunan Sendai mengacu pada kota Riverside di California, Amerika Serikat, sebagai sister city. Kedua kota itu memiliki kesamaan ancaman gempa tektonik bersumber dari Lempeng Samudra Pasifik.
Standar bangunan
Standar bangunan untuk penguatan struktur bangunan bertingkat dua ke atas disusun dengan mengacu pada Peta Bahaya (hazard) percepatan pergerakan tanah di batuan dasar akibat energi gempa.
Tiap lokasi memiliki percepatan pergerakan tanah, tergantung struktur lapisan batuan, keberadaan patahan dan sesar mikro di daerah itu, serta jarak dan posisinya terhadap zona subduksi, kata Mulyo Harris Pradono, pakar bangunan tahan gempa, yang juga Kepala Teknik Program Teknologi Pengurangan Risiko Bencana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Semua gedung bertingkat yang berada di daerah rawan gempa harus memiliki tiang pancang yang bertumpu hingga ke batuan dasar, agar kokoh bila terguncang gempa.
Perancangan kekuatan struktur gedung harus melihat sumber gempa dan masa gedung. Sisi bangunan yang berhadapan langsung dengan sumber gempa harus lebih kuat dibandingkan dengan sisi lain.
Pengamanan gedung dapat dilakukan dengan memasang isolator berupa bahan karet di bagian dasar gedung dan sistem peredam kejut, kata Mulyo, yang menamatkan doktor dari Kyoto University di bidang struktur tahan gempa.
Pemasangan sistem peredam guncangan diterapkan pada gedung maksimal 10 lantai dan bangunan yang melebar dimensinya. Di Jepang, sistem itu biasanya dipasang pada bangunan penting, seperti rumah sakit, pembangkit listrik dan bangunan bersejarah.
Sumber: http://rumahpengetahuan.web.id/konstruksi-bangunan-standar-kobe-perkokoh-sendai/
Kekokohan kota Sendai (ibu kota Prefektur Miyagi) yang berjarak 130 kilometer sebelah barat episentrum, teruji ketika menanggung guncangan dahsyat. Gempa Miyagi merupakan yang terbesar sejak Jepang mulai merekam fenomena geologi sejak 140 tahun lalu. Gempa diikuti tsunami setinggi 10 meter, yang menerjang hingga 8 km dari garis pantai. Kekuatan gedung di Sendai, kota yang memiliki kepadatan 1.300 orang per km persegi, memang menonjol. Tak ada gedung bertingkat yang dilaporkan roboh. Padahal, di kota lain Prefektur Miyagi, tepatnya di Kurihara dilaporkan tiga gedung runtuh. Banyak pula gedung bernasib sama di Fukushima dan di Chiba (ibu kota Narita).
Goyangan tanah yang menerjang Pulau Honshu itu muncul sebagai efek dari desakan Lempeng Pasifik terhadap Lempeng Eurasia yang menjadi tempat tumpuan pulau itu dan kota Sendai, yang dikenal dengan nama kota hutan (mori no miyako) karena banyaknya pepohonan. Kota ini luasnya 788.09 km persegi, membentang dari pesisir yang menghadap Samudra Pasifik hingga ke Pegunungan Ou.
Kunci kekuatan gedung di kota berpenduduk lebih dari 1 juta orang itu, salah satunya, berkat penerapan standar ketahanan gedung terhadap gempa. Semula Sendai tergolong kota yang rapuh. Kota ini pernah hancur diguncang gempa berkekuatan 7,4 SR pada 12 Juni 1978. Gempa itu menyebabkan runtuhnya sekitar 4.400 bangunan dan 86.000 bangunan lain mengalami kerusakan parsial. Meski begitu, korban yang meninggal dan terluka relatif kecil, yaitu 1.016 orang.
Standar Kobe
Penguatan bangunan, terutama gedung bertingkat, di Sendai menggunakan standar kekuatan gedung terbitan tahun 1996, yaitu peraturan untuk seluruh Jepang yang diberlakukan setahun setelah gempa yang memorakporandakan kota Kobe.
Gempa tektonik Hanshin- Awaji pada 17 Januari 1995 itu berepisentrum di utara Pulau Awaji di bagian selatan Prefektur Hyogo. Gempa disebabkan tiga lempeng benua, yaitu Filipina, Pasifik, dan Eurasia. Gempa menimbulkan kerusakan pada Kobe yang berjarak sekitar 20 km dari pusat gempa.
Gempa menelan korban 6.433 orang, sebagian besar merupakan penduduk kota Kobe. Gempa ini merupakan gempa terburuk di Jepang setelah gempa besar Kanto pada 1 September 1923 yang menewaskan lebih dari 140.000 orang di Tokyo, kota kedua terpadat di dunia.
Pada gempa Kobe, 250.000 bangunan rumah rusak dan sekitar 460.000 keluarga kehilangan tempat tinggal. Bencana itu memukul ekonomi Jepang. Total kerugian akibat gempa Kobe 10 triliun yen atau 2,5 persen dari PDB Jepang saat itu.
Standar baru yang diberlakukan secara nasional lebih kuat dua kali lipat dibandingkan standar sebelum gempa Kobe. Penetapan standar mengacu pada evaluasi gedung-gedung yang hancur akibat gempa berepisentrum dangkal itu.
Pembangunan Sendai mengacu pada kota Riverside di California, Amerika Serikat, sebagai sister city. Kedua kota itu memiliki kesamaan ancaman gempa tektonik bersumber dari Lempeng Samudra Pasifik.
Standar bangunan
Standar bangunan untuk penguatan struktur bangunan bertingkat dua ke atas disusun dengan mengacu pada Peta Bahaya (hazard) percepatan pergerakan tanah di batuan dasar akibat energi gempa.
Tiap lokasi memiliki percepatan pergerakan tanah, tergantung struktur lapisan batuan, keberadaan patahan dan sesar mikro di daerah itu, serta jarak dan posisinya terhadap zona subduksi, kata Mulyo Harris Pradono, pakar bangunan tahan gempa, yang juga Kepala Teknik Program Teknologi Pengurangan Risiko Bencana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Semua gedung bertingkat yang berada di daerah rawan gempa harus memiliki tiang pancang yang bertumpu hingga ke batuan dasar, agar kokoh bila terguncang gempa.
Perancangan kekuatan struktur gedung harus melihat sumber gempa dan masa gedung. Sisi bangunan yang berhadapan langsung dengan sumber gempa harus lebih kuat dibandingkan dengan sisi lain.
Pengamanan gedung dapat dilakukan dengan memasang isolator berupa bahan karet di bagian dasar gedung dan sistem peredam kejut, kata Mulyo, yang menamatkan doktor dari Kyoto University di bidang struktur tahan gempa.
Pemasangan sistem peredam guncangan diterapkan pada gedung maksimal 10 lantai dan bangunan yang melebar dimensinya. Di Jepang, sistem itu biasanya dipasang pada bangunan penting, seperti rumah sakit, pembangkit listrik dan bangunan bersejarah.
Sumber: http://rumahpengetahuan.web.id/konstruksi-bangunan-standar-kobe-perkokoh-sendai/
IPB Tanam 1000 Bibit Pohon Bintaro
Diposting oleh Bayu M Martendreck Rabu, 02 Maret 2011 pukul 13.24 0 commentsSebanyak 43 mahasiswa jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB melakukan kegiatan penanaman 1000 bibit pohon Bintaro, Sabtu (19/2) di Kampus IPB Darmaga.
Acara dibuka Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan (HIMATESIL), Rahmat Kurniawan. “Salah satu tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk penghijauan kampus, perbaikan kualitas lingkungan, serta sarana penelitian nantinya. Kegiatan ini sebuah solusi dan jawaban atas permasalahan lingkungan seperti pemanasan global dan pencemaran udara,” papar Rahmat. Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa dan masyarakat lain untuk lebih peduli serta memberikan kontribusi terbaiknya terhadap lingkungan baik secara pemikiran dan tindakan.
Prof.Dr.Ir Budi I.Setiawan, Dosen Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan IPB mengatakan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadi stimulus pergerakan peduli lingkungan. “Selain dari fungsinya sebagai penghasil oksigen, manfaat lain pohon Bintaro khususnya biji buah Bintaro sebagai pengganti bahan bakar selain kelapa sawit dan jarak, sehingga Bintaro ini bisa menjadi alternatif dan solusi pilihan dalam hal sumber energi,” jelas Prof. Budi.
Penanaman dilakukan di sekitar area Kampus Darmaga IPB yakni pada 3 titik lokasi penanaman antara lain 300 bibit di Leuwikopo, 400 bibit di area belakang Gymnasium, dan 300 bibit di sekitar Asrama Putra TPB IPB. Pada proses penanaman, tidak diperlukan penanganan dan metode tertentu karena Bintaro dapat bertahan hidup dari hama. Hal ini karena buahnya beracun bagi makhluk hidup.
Sumber: http://news.ipb.ac.id/news/id/7ee0f84cd2cd007a868e7bbbe035ffc3/ipb-tanam-1000-bibit-pohon-bintaro.html
Tjokorda Raka Sukawati
Diposting oleh Bayu M Martendreck Selasa, 08 Februari 2011 pukul 12.13 0 commentsIr. Tjokorda Raka Sukawati (lahir di Ubud, Bali pada 3 Mei 1931) adalah seorang insinyur Indonesia yang menemukan konstruksi Sosrobahu, yang memudahkan pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat pembangunannya.
Tjokorda meraih gelar Insinyur bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung 1962, dan memperoleh gelar Doktor dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada tahun 1996.
Beliau meniti karier di PT. Hutama Karya yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan infrasruktur, merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Departemen Pekerjaan Umum (PU). Ketika menggarap proyek jalan layang antara Cawang dengan Tanjung Priok di Jakarta itulah teknologi Sosrobahu ditemukan.
Sebenarnya temuannya belum diuji secara khusus di laboratorium saat dipraktekkan. Namun ia merasa yakin temuannya bisa bekerja sesuai rumusan ilmiah yang ada. Bahkan sebelum temuannya dipraktekkan, beliau yang menganut agama Hindu yang taat itu menyempatkan diri bersembahyang di atas konstruksi itu. Ia terbilang nekad saat itu, dengan mengatakan bahwa ia bersedia mundur dari direktur PT. Hutama Karya kepada menteri Pekerjaan Umum saat itu, bila temuannya itu ternyata tidak bisa bekerja. Namun ternyata temuan Sosrobahu itu dapat bekerja sebagaimana mestinya tanpa kurang suatu apa pun.
Dia mengatakan bahwa temuan itu 80% atas kehendak Tuhan yang Maha Kuasa. Bahkan angka tekanan 78 kg/cm² yang ditetapkan dalam teknologi temuannya itu, sebenarnya angka misterius bagi beliau, entah dari mana saat itu beliau menetapkan angka wangsit itu, tetapi berhasil bahkan para insinyur Amerika Serikat yang mengerjakan jalan layang di Seattle begitu taat dengan ketetapan 78 kg/cm² itu. Belakangan, setelah diketahui di laboratorium yang kemudian dibangunnya sendiri itu, didapatkan hasil perhitungan berupa ketetapan sebesar 78,05 kg/cm². Persis sama dengan ketetapan angka wangsit tadi.
Di ujung kariernya di PT. Hutama Karya, Tjokorda terseret persoalan Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) yang menimpa perusahaan konstruksi itu. Tjokorda harus berurusan dengan masalah commercial paper, hal yang asing bagi seorang insinyur seperti dirinya. Ia sempat berurusan dengan pengadilan. Kasus ini terkuat menyusul krisis finansial Asia yang membuat banyak perusahaan konstruksi terkena masalah.
Tjokorda Raka Sukawati, yang juga pendiri Fakultas Teknik Universitas Udayana, telah pensiun dari PT. Hutama Karya, namun masih tetap berkarya bahkan menghasilkan teknologi sosrobahu versi kedua yang lebih unggul soal kepraktisan dibandingkan versi sebelumnya. Kini beliau tinggal di kampung halamannya di Ubud, Bali dengan mengajar di jenjang Pascasarjana Bidang Teknik Sipil Universitas Udayana.
Sejarah Sosrobahu
Diposting oleh Bayu M Martendreck Jumat, 04 Februari 2011 pukul 01.02 0 comments
Teknik Sosrobahu merupakan teknik konstruksi yang digunakan terutama untuk memutar bahu lengan beton jalan layang dan ditemukan oleh Tjokorda Raka Sukawati. Dengan teknik ini, lengan jalan layang diletakkan sejajar dengan jalan di bawahnya, dan kemudian diputar 90° sehingga pembangunannya tidak mengganggu arus lalu lintas di jalanan di bawahnya.
Teknik ini dianggap sangat membantu dalam membuat jalan layang di kota-kota besar yang jelas memiliki kendala yakni terbatasnya ruang kota yang diberikan, terutama saat pengerjaan konstruksi serta kegiatan pembangunan infrastrukturnya tidak boleh mengganggu kegiatan masyarakat kota khususnya arus lalu-lintas dan kendaraan yang tidak mungkin dihentikan hanya karena alasan pembangunan jalan.
Gambar. Tjokorda Raka Sukawati
Latar belakang
Pada tahun 1980-an, Jakarta yang memang sudah mengalami kendala kemacetan lalu lintas, banyak membangun jalan layang sebagai salah satu solusi meningkatkan infrastruktur lalu-lintas. Sebagai kontraktor saat itu, PT. Hutama Karya mendapatkan order membangun jalan raya di atas jalan by pass A. Yani di mana pembangunannya harus memastikan bahwa jalan itu harus tetap berfungsi.
Dengan permasalahan tersebut, para direksi Hutama Karya berdiskusi setelah mendapatkan order membangun jalan layang antara Cawang sampai Tanjung Priok sekitar tahun 1987. Persoalan rumit diurai, yang diperlukan untuk menyangga badan jalan itu adalah deretan tiang beton, satu-sama lain berjarak 30 meter, di atasnya membentang tiang beton selebar 22 meter. Batang vertikalnya (pier shaft) berbentuk segi enam bergaris tengah 4 meter, berdiri di jalur hijau. Hal ini tidak sulit, yang merepotkon adalah mengecor lengannya (pier head). Jika dengan cara konvensional, yang dilakukan adalah memasang besi penyangga (bekesting) di bawah bentangan lengan itu, tetapi bekesting itu akan menyumbat jalan raya di bawahnya. Cara lain adalah dengan bekesting gantung tetapi membutuhkan biaya lebih mahal.
Di tengah masalah itu, Ir. Tjokorda Raka Sukawati mengajukan gagasan dengan membangun tiangnya dulu dan kemudian mengecor lengannya dalam posisi sejajar dengan jalur hijau, setelah itu diputar membentuk bahu. Hanya saja kendalanya adalah bagaimana cara memutarnya karena lengan itu nantinya seberat 480 ton.
Inspirasi dari dongkrak hidrolik mobil
Ketika Tjokorda memperbaiki kendaraannya, hidung mobil Mercedes buatan 1974-nya diangkat dengan dongkrak sehingga dua roda belakang bertumpu di lantai yang licin karena ceceran tumpahan oli secara tidak sengaja. Begitu mobil itu tersentuh, badan mobil berputar dengan sumbu batang dongkrak. Satu hal yang ia catat, dalam ilmu fisika dengan meniadakan gaya geseknya, benda seberat apa pun akan mudah digeser. Kejadian tadi memberikan inspirasi bahwa pompa hidrolik bisa dipakai untuk mengangkat benda berat dan bila bertumpu pada permukaan yang licin, benda tersebut mudah digeser. Bayangan Tjokorda adalah menggeser lengan beton seberat 480 ton itu.
Kemudian Tjokorda membuat percobaan dengan membuat silinder bergaris tengah 20 cm yang dibuat sebagai dongkrak hidrolik dan ditindih beban beton seberat 80 ton. Hasilnya bisa diangkat dan dapat berputar sedikit tetapi tidak bisa turun ketika dilepas. Ternyata dongkrak tersebut miring posisinya. Tjokorda kemudian menyempurnakannya. Posisinya ditentukan persis di titik berat lengan beton di atasnya.
Untuk membuat rancangan yang pas, dasar utama Hukum Pascal yang menyatakan: "Bila zat cair pada ruang tertutup diberikan tekanan, maka tekanan akan diteruskan segala arah". Zat cair yang digunakan adalah minyak oli (minyak pelumas). Bila tekanan P dimasukkan dalam ruang seluas A, maka akan menimbulkan gaya (F) sebesar P dikalikan A. Rumus itu digabungkan dengan beberapa parameter dan memberikan nama Rumus Sukawati, sesuai namanya. Rumus ini orisinil idenya karena sampai saat itu belum ada buku yang membahasnya sebab memang tidak ada kebutuhannya.
Masalah lain yang muncul ada variabelnya yang mempengaruhinya, di antaranya adalah jenis minyak yang digunakan yang tidak boleh rusak kekentalannya (viskositas). Urusan minyak menjadi hal yang krusial karena minyak inilah yang meneruskan tekanan untuk mengangkat beton yang berat itu.
Setelah semua selesai, Tjokorda mengerjakan rancangan finalnya yakni sebuah landasan putar untuk lengan beton yang dinamai Landasan Putar Bebas Hambatan (LBPH). Bentuknya dua piringan (cakram) besi bergaris tengah 80 cm yang saling menangkup. Meski tebalnya 5 cm, piring dari besi cor FCD-50 itu mampu menahan beban 625 ton.
Ke dalam ruang di antara kedua piringan itu dipompakan minyak oli. Sebuah seal (penutup) karet menyekat rongga di antara tepian piring besi itu untuk menjaga minyak tak terdorong keluar, meski dalam tekanan tinggi. Lewat pipa kecil, minyak dalam tangkupan piring itu dihubungkan dengan sebuah pompoa hidrolik. Sistem hidrolik itu mampu mengangkat beban beban ketika diberikan tekanan 78 kg/cm2. Angka ini sebenarnya angka misteri bagi Tjokorda saat itu.
Uji coba langsung di lapangan
Secara teknik penemuan itu belum diuji coba karena waktu yang terbatas, namun ia yakin temuannya itu bisa bekerja. Tjokorda bahkan berani bertanggungjawab bila lengan beton jalan layang itu tidak bisa berputar.
Pada tanggal 27 Juli 1988 pukul 10 malam waktu setempat (Jakarta), pompa hidrolik dioperasikan hingga titik tekan 78 kg/cm2. Lengan pier head itu, meskipun bekesting-nya telah dilepas, mengambang di atas atap pier shaft lalu dengan dorongan ringan sedikit saja, lengan beton raksasa itu berputar 90 derajat.
Ketika pier shaft itu sudah dalam posisi sempurna, secara perlahan minyak dipompa keluar dan lengan beton itumerapat ke tiangnya. Sistem LPBH itu dimatikan sehingga perlu alat berat untuk menggesernya. Namun demikian karena khawatir kontruksi itu bergeser, Tjokorda memancang delapan batang besi berdiameter 3,6 cm untuk memaku pier head ke pier shaft lewat lubang yang telah disiapkan. Kemudian satu demi satu alat LBPH itu diterapkan pada kontruksi beton lengan jembatan layang yang lain.
Penamaan Sosrobahu dan pemberian paten
Pada pemasangan ke-85, awal November 1989, Presiden Soeharto ikut menyaksikannya dan memberi nama teknologi itu Sosrobahu yang diambil dari nama tokoh cerita sisipan Mahabharata. Sejak itu LBPH tersebut dikenal sebagai Teknologi Sosrobahu.
Temuan Tjokorda digunakan insinyur Amerika Serikat dalam membangun jembatan di Seattle. Mereka bahkan patuh pada tekanan minyak 78 kg/cm2 yang menurut Tjokorda adalah misteri ketika menemukan alat LBPH Sosrobahu itu. Tjokorda kemudian membangun laboratorium sendiri dan melakukan penelitian dan hasilnya berupa perhitungan susulan dengan angka teknis tekanan 78,05 kg/cm2, nyaris persis sama dengan angka wangsit yang diperolehnya sebelum itu.
Hak paten yang diterima adalah dari pemerintah Jepang, Malaysia, Filipina. Dari Indonesia, Dirjen Hak Cipta Paten dan Merek mengeluarkan patennya pada tahun 1995 sedangkan Jepang memberinya pada tahun 1992. Saat ini teknologi Sosrobahu sudah diekspor ke Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura. Salah satu jalan layang terpanjang di Metro Manila, yakni ruas Vilamore-Bicutan adalah buah karya teknik ciptaan Tjokorda. Di Filipina teknologi Sosrobahu diterapkan untuk 298 tiang jalan. Sedangkan di Kuala Lumpur sebanyak 135. Saat teknologi Sosrobahu diterapkan di Filipina, Presiden Filipina Fidel Ramos berujar, "Inilah temuan Indonesia, sekaligus buah ciptaan putra ASEAN". Sementara Korea Selatan masih bersikeras ingin membeli hak patennya.
Teknologi Sosrobahu ini dikembangkan menjadi versi ke-2. Bila pada versi pertama memakai angker (jangkar) baja yang disusupkan ke beton, versi keduanya hanya memasang kupingan yang berlubang di tengah. Lebih sederhana dan bahkan hanya memerlukan waktu kurang lebih 45 menit dibandingkan dengan yang pertama membutuhkan waktu dua hari. Dalam hitungan eksak, konstruksi Sosrobahu akan bertahan hingga 100 tahun (1 abad).
Menurut Dr. Drajat Hoedajanto pakar struktur dari Institut Teknologi Bandung, Sosrobahu pada dasarnya hanya metode sangat sederhana untuk pelaksanaannya (memutar bahu lengan beton jalan layang). Sistem ini cocok dipakai pada elevated toll road (jalan tol layang dalam kota) yang biasanya mengalami kendala lalu lintas dibawahnya yang pada. Sosrobahu terbukti bermanfaat dalam proses pembangunan jalan layang, sangat aplikatif, teruji baik teknis dan ekonomis.
Teknik ini dianggap sangat membantu dalam membuat jalan layang di kota-kota besar yang jelas memiliki kendala yakni terbatasnya ruang kota yang diberikan, terutama saat pengerjaan konstruksi serta kegiatan pembangunan infrastrukturnya tidak boleh mengganggu kegiatan masyarakat kota khususnya arus lalu-lintas dan kendaraan yang tidak mungkin dihentikan hanya karena alasan pembangunan jalan.
Gambar. Tjokorda Raka Sukawati
Latar belakang
Pada tahun 1980-an, Jakarta yang memang sudah mengalami kendala kemacetan lalu lintas, banyak membangun jalan layang sebagai salah satu solusi meningkatkan infrastruktur lalu-lintas. Sebagai kontraktor saat itu, PT. Hutama Karya mendapatkan order membangun jalan raya di atas jalan by pass A. Yani di mana pembangunannya harus memastikan bahwa jalan itu harus tetap berfungsi.
Dengan permasalahan tersebut, para direksi Hutama Karya berdiskusi setelah mendapatkan order membangun jalan layang antara Cawang sampai Tanjung Priok sekitar tahun 1987. Persoalan rumit diurai, yang diperlukan untuk menyangga badan jalan itu adalah deretan tiang beton, satu-sama lain berjarak 30 meter, di atasnya membentang tiang beton selebar 22 meter. Batang vertikalnya (pier shaft) berbentuk segi enam bergaris tengah 4 meter, berdiri di jalur hijau. Hal ini tidak sulit, yang merepotkon adalah mengecor lengannya (pier head). Jika dengan cara konvensional, yang dilakukan adalah memasang besi penyangga (bekesting) di bawah bentangan lengan itu, tetapi bekesting itu akan menyumbat jalan raya di bawahnya. Cara lain adalah dengan bekesting gantung tetapi membutuhkan biaya lebih mahal.
Di tengah masalah itu, Ir. Tjokorda Raka Sukawati mengajukan gagasan dengan membangun tiangnya dulu dan kemudian mengecor lengannya dalam posisi sejajar dengan jalur hijau, setelah itu diputar membentuk bahu. Hanya saja kendalanya adalah bagaimana cara memutarnya karena lengan itu nantinya seberat 480 ton.
Inspirasi dari dongkrak hidrolik mobil
Ketika Tjokorda memperbaiki kendaraannya, hidung mobil Mercedes buatan 1974-nya diangkat dengan dongkrak sehingga dua roda belakang bertumpu di lantai yang licin karena ceceran tumpahan oli secara tidak sengaja. Begitu mobil itu tersentuh, badan mobil berputar dengan sumbu batang dongkrak. Satu hal yang ia catat, dalam ilmu fisika dengan meniadakan gaya geseknya, benda seberat apa pun akan mudah digeser. Kejadian tadi memberikan inspirasi bahwa pompa hidrolik bisa dipakai untuk mengangkat benda berat dan bila bertumpu pada permukaan yang licin, benda tersebut mudah digeser. Bayangan Tjokorda adalah menggeser lengan beton seberat 480 ton itu.
Kemudian Tjokorda membuat percobaan dengan membuat silinder bergaris tengah 20 cm yang dibuat sebagai dongkrak hidrolik dan ditindih beban beton seberat 80 ton. Hasilnya bisa diangkat dan dapat berputar sedikit tetapi tidak bisa turun ketika dilepas. Ternyata dongkrak tersebut miring posisinya. Tjokorda kemudian menyempurnakannya. Posisinya ditentukan persis di titik berat lengan beton di atasnya.
Untuk membuat rancangan yang pas, dasar utama Hukum Pascal yang menyatakan: "Bila zat cair pada ruang tertutup diberikan tekanan, maka tekanan akan diteruskan segala arah". Zat cair yang digunakan adalah minyak oli (minyak pelumas). Bila tekanan P dimasukkan dalam ruang seluas A, maka akan menimbulkan gaya (F) sebesar P dikalikan A. Rumus itu digabungkan dengan beberapa parameter dan memberikan nama Rumus Sukawati, sesuai namanya. Rumus ini orisinil idenya karena sampai saat itu belum ada buku yang membahasnya sebab memang tidak ada kebutuhannya.
Masalah lain yang muncul ada variabelnya yang mempengaruhinya, di antaranya adalah jenis minyak yang digunakan yang tidak boleh rusak kekentalannya (viskositas). Urusan minyak menjadi hal yang krusial karena minyak inilah yang meneruskan tekanan untuk mengangkat beton yang berat itu.
Setelah semua selesai, Tjokorda mengerjakan rancangan finalnya yakni sebuah landasan putar untuk lengan beton yang dinamai Landasan Putar Bebas Hambatan (LBPH). Bentuknya dua piringan (cakram) besi bergaris tengah 80 cm yang saling menangkup. Meski tebalnya 5 cm, piring dari besi cor FCD-50 itu mampu menahan beban 625 ton.
Ke dalam ruang di antara kedua piringan itu dipompakan minyak oli. Sebuah seal (penutup) karet menyekat rongga di antara tepian piring besi itu untuk menjaga minyak tak terdorong keluar, meski dalam tekanan tinggi. Lewat pipa kecil, minyak dalam tangkupan piring itu dihubungkan dengan sebuah pompoa hidrolik. Sistem hidrolik itu mampu mengangkat beban beban ketika diberikan tekanan 78 kg/cm2. Angka ini sebenarnya angka misteri bagi Tjokorda saat itu.
Uji coba langsung di lapangan
Secara teknik penemuan itu belum diuji coba karena waktu yang terbatas, namun ia yakin temuannya itu bisa bekerja. Tjokorda bahkan berani bertanggungjawab bila lengan beton jalan layang itu tidak bisa berputar.
Pada tanggal 27 Juli 1988 pukul 10 malam waktu setempat (Jakarta), pompa hidrolik dioperasikan hingga titik tekan 78 kg/cm2. Lengan pier head itu, meskipun bekesting-nya telah dilepas, mengambang di atas atap pier shaft lalu dengan dorongan ringan sedikit saja, lengan beton raksasa itu berputar 90 derajat.
Ketika pier shaft itu sudah dalam posisi sempurna, secara perlahan minyak dipompa keluar dan lengan beton itumerapat ke tiangnya. Sistem LPBH itu dimatikan sehingga perlu alat berat untuk menggesernya. Namun demikian karena khawatir kontruksi itu bergeser, Tjokorda memancang delapan batang besi berdiameter 3,6 cm untuk memaku pier head ke pier shaft lewat lubang yang telah disiapkan. Kemudian satu demi satu alat LBPH itu diterapkan pada kontruksi beton lengan jembatan layang yang lain.
Penamaan Sosrobahu dan pemberian paten
Pada pemasangan ke-85, awal November 1989, Presiden Soeharto ikut menyaksikannya dan memberi nama teknologi itu Sosrobahu yang diambil dari nama tokoh cerita sisipan Mahabharata. Sejak itu LBPH tersebut dikenal sebagai Teknologi Sosrobahu.
Temuan Tjokorda digunakan insinyur Amerika Serikat dalam membangun jembatan di Seattle. Mereka bahkan patuh pada tekanan minyak 78 kg/cm2 yang menurut Tjokorda adalah misteri ketika menemukan alat LBPH Sosrobahu itu. Tjokorda kemudian membangun laboratorium sendiri dan melakukan penelitian dan hasilnya berupa perhitungan susulan dengan angka teknis tekanan 78,05 kg/cm2, nyaris persis sama dengan angka wangsit yang diperolehnya sebelum itu.
Hak paten yang diterima adalah dari pemerintah Jepang, Malaysia, Filipina. Dari Indonesia, Dirjen Hak Cipta Paten dan Merek mengeluarkan patennya pada tahun 1995 sedangkan Jepang memberinya pada tahun 1992. Saat ini teknologi Sosrobahu sudah diekspor ke Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura. Salah satu jalan layang terpanjang di Metro Manila, yakni ruas Vilamore-Bicutan adalah buah karya teknik ciptaan Tjokorda. Di Filipina teknologi Sosrobahu diterapkan untuk 298 tiang jalan. Sedangkan di Kuala Lumpur sebanyak 135. Saat teknologi Sosrobahu diterapkan di Filipina, Presiden Filipina Fidel Ramos berujar, "Inilah temuan Indonesia, sekaligus buah ciptaan putra ASEAN". Sementara Korea Selatan masih bersikeras ingin membeli hak patennya.
Teknologi Sosrobahu ini dikembangkan menjadi versi ke-2. Bila pada versi pertama memakai angker (jangkar) baja yang disusupkan ke beton, versi keduanya hanya memasang kupingan yang berlubang di tengah. Lebih sederhana dan bahkan hanya memerlukan waktu kurang lebih 45 menit dibandingkan dengan yang pertama membutuhkan waktu dua hari. Dalam hitungan eksak, konstruksi Sosrobahu akan bertahan hingga 100 tahun (1 abad).
Menurut Dr. Drajat Hoedajanto pakar struktur dari Institut Teknologi Bandung, Sosrobahu pada dasarnya hanya metode sangat sederhana untuk pelaksanaannya (memutar bahu lengan beton jalan layang). Sistem ini cocok dipakai pada elevated toll road (jalan tol layang dalam kota) yang biasanya mengalami kendala lalu lintas dibawahnya yang pada. Sosrobahu terbukti bermanfaat dalam proses pembangunan jalan layang, sangat aplikatif, teruji baik teknis dan ekonomis.
Profil Himpunan Teknik Sipil dan Lingkungan (Himatesil), Institut Pertanian Bogor
Diposting oleh Bayu M Martendreck Rabu, 02 Februari 2011 pukul 20.34 0 comments
Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan ( Himatesil) . Diawali dengan terbentuknya tim formatur yang terdiri dari 13 orang. Dalam jangka waktu 6 bulan, yaitu dimulai dari bulan september hingga februari. Akhirnya berdiri Himatesil pada tanggal 18 Februari 2010 .
Lambang Himatesil Fateta IPB mempunyai arti sebagai berikut :
1. Logo Himpro Himatesil dibuat sekaku mungkin, dengan mengurangi lengkungan-lengkungan pada tiap garis. Hal ini merepresentasikan salah satu syarat konstruksi bahwa konstruksi harus bersifat kaku sehingga konstruksi menjadi kuat. Artinya, Himatesil merupakan himpro yang memiliki struktur yang kuat, dipimpin oleh kepengurusan yang kompeten dan memiliki jiwa persatuan dan kesatuan yang menyatu di dalam keanggotaan Himatesil, tidak mudah goyah dan putus asa dalam menghadapi masalah, saling bekerja sama dan “menopang” satu sama lain layaknya sebuah struktur konstruksi untuk mewujudkan sebuah himpro yang kuat dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
2. Logo Himatesil berwarna merah semua dan tidak menggunakan warna selain merah menggambarkan bahwa Himatesil merupakan himpro yang berada dalam lingkup Fateta dan sebagai wujud solidaritas terhadap himpro-himpro lain di Fateta. Warna merah ini juga mencerminkan sikap berani dan pantang menyerah para anggota Himatesil dalam menghadapi persoalan-persoalan di bidang Teknik sipil dan Lingkungan.
3. Logo Himatesil yang utama adalah segi delapan (oktagonal) yang ada di dalam lingkaran. Oktagonal ini dikelilingi oleh lingkaran yang melambangkan ilmu di bidang Teknik Sipil dan Lingkungan selalu berkembang dan tidak memiliki batas ilmu. Artinya, Himatesil sebagai himpro akan terus berusaha memajukan ilmu pengetahuan tanpa henti untuk kepentingan mahasiswa, universitas, bangsa dan negara.
4. Bentuk Oktagonal yang berada di dalam lingkaran merepresentasikan kepala dari paku keling, dimana paku keling merupakan bahan yang identik dengan dunia Teknik Sipil. Bagian terpenting dari sebuah paku adalah kepalanya. Apabila paku tanpa kepala, maka paku tersebut tidak dapat digunakan. Keberadaan kepala paku sangat vital dalam penggunaannya. Artinya, Himatesil merupakan himpunan mahasiswa yang utama dan berperan penting dalam memajukan dunia teknik sipil di lingkar kampus pada khususnya dan di masyarakat pada umumnya serta menjadi sarana pembelajaran utama bagi para mahasiswa dan anggotanya.
5. Huruf SIL merupakan singkatan dari jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan. Di tiap hurufnya melambangkan sub-departemen dari Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor. Hal ini menunjukkan Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan IPB memililki cakupan ilmu yang luas dan tidak hanya mempelajari di bidang bangunannya saja.
6. Huruf S dengan sebuah keran air yang meneteskan air, gambar ini menyerupai sebuah pipa melengkung dengan keran air sebagai hilirnya. Hal ini melambangkan sub-departemen Teknik dan Sumberdaya Air. Huruf I dibuat menyerupai sebuah theodolit yang melambangkan sub-departemen Teknik Geomatika. Huruf L meyerupai sebuah bangunan berbentuk L dengan batu bata sebagai bahannya melambangkan sub-departemen Teknik Struktur dan Infrastruktur.
7. Gambar gelombang air yang berada di bawah huruf SIL menyerupai gelombang air permukaan, baik itu sungai, danau atau laut melambangkan sub-departemen Teknik Lingkungan.
8. Huruf SIL dan gelombang air dinaungi oleh sebuah konstruksi rumah yang belum selesai dan terdiri dari truss (atap) dan ditopang oleh dua kolom mempunyai arti bahwa ilmu-ilmu yang dipelajari di tiap sub-departemen berada dalam satu kesatuan, yaitu Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan. Himatesil sebagai himpro berusaha melengkapi dan menyempurnakan “konstruksi yang belum selesai” tersebut. Artinya, Himatesil berusaha melengkapi dan menyempurnakan ilmu-ilmu yang didapat dari perkuliahan dan digunakan secara bersama-sama sebagai sarana belajar alternatif bagi kepentingan mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan.
9. Lingkaran luar mempunyai dua arti. Pertama, lingkaran diberi tulisan “HIMATESIL” diatas dan “INSTITUT PERTANIAN BOGOR” sebagai identitas bahwa himpro ini bernama HIMATESIL dan berada dalam naungan Institut Pertanian Bogor. Arti kedua, lingkaran tersebut seolah-olah menaungi oktagonal (dimana isi dari oktagonal melambangkan ilmu dari tiap sub-departemen). Dalam lingkaran tersebut, tertulis “HIMATESIL” dan “INSTITUT PERTANIAN BOGOR”. Artinya, Himatesil sebagai himpro memusatkan kegiatan yang berhubungan dengan Teknik Sipil dan Lingkungan dan bekerja sama dengan IPB dalam memajukan ilmu di Bidang Teknik Sipil dan Lingkungan.
10. Dua buah oktagonal kecil di dalam lingkaran di sebelah kiri dan kanan merepresentasikan kepala paku keling kecil. Kedua oktagonal kecil ini berada di luar oktagonal utama mempunyai arti bahwa Himatesil tidak hanya memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan teknik sipil dan lingkungan di lingkar departemen dan lingkar kampus saja, tetapi juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan teknik sipil dan lingkungan pada khususnya dan kegiatan lain pada umumnya di luar departemen dan di luar kampus.
Sumber: http://himatesil.ipb.ac.id/index.php/profil-himatesil.html
Lambang Himatesil Fateta IPB mempunyai arti sebagai berikut :
1. Logo Himpro Himatesil dibuat sekaku mungkin, dengan mengurangi lengkungan-lengkungan pada tiap garis. Hal ini merepresentasikan salah satu syarat konstruksi bahwa konstruksi harus bersifat kaku sehingga konstruksi menjadi kuat. Artinya, Himatesil merupakan himpro yang memiliki struktur yang kuat, dipimpin oleh kepengurusan yang kompeten dan memiliki jiwa persatuan dan kesatuan yang menyatu di dalam keanggotaan Himatesil, tidak mudah goyah dan putus asa dalam menghadapi masalah, saling bekerja sama dan “menopang” satu sama lain layaknya sebuah struktur konstruksi untuk mewujudkan sebuah himpro yang kuat dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
2. Logo Himatesil berwarna merah semua dan tidak menggunakan warna selain merah menggambarkan bahwa Himatesil merupakan himpro yang berada dalam lingkup Fateta dan sebagai wujud solidaritas terhadap himpro-himpro lain di Fateta. Warna merah ini juga mencerminkan sikap berani dan pantang menyerah para anggota Himatesil dalam menghadapi persoalan-persoalan di bidang Teknik sipil dan Lingkungan.
3. Logo Himatesil yang utama adalah segi delapan (oktagonal) yang ada di dalam lingkaran. Oktagonal ini dikelilingi oleh lingkaran yang melambangkan ilmu di bidang Teknik Sipil dan Lingkungan selalu berkembang dan tidak memiliki batas ilmu. Artinya, Himatesil sebagai himpro akan terus berusaha memajukan ilmu pengetahuan tanpa henti untuk kepentingan mahasiswa, universitas, bangsa dan negara.
4. Bentuk Oktagonal yang berada di dalam lingkaran merepresentasikan kepala dari paku keling, dimana paku keling merupakan bahan yang identik dengan dunia Teknik Sipil. Bagian terpenting dari sebuah paku adalah kepalanya. Apabila paku tanpa kepala, maka paku tersebut tidak dapat digunakan. Keberadaan kepala paku sangat vital dalam penggunaannya. Artinya, Himatesil merupakan himpunan mahasiswa yang utama dan berperan penting dalam memajukan dunia teknik sipil di lingkar kampus pada khususnya dan di masyarakat pada umumnya serta menjadi sarana pembelajaran utama bagi para mahasiswa dan anggotanya.
5. Huruf SIL merupakan singkatan dari jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan. Di tiap hurufnya melambangkan sub-departemen dari Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor. Hal ini menunjukkan Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan IPB memililki cakupan ilmu yang luas dan tidak hanya mempelajari di bidang bangunannya saja.
6. Huruf S dengan sebuah keran air yang meneteskan air, gambar ini menyerupai sebuah pipa melengkung dengan keran air sebagai hilirnya. Hal ini melambangkan sub-departemen Teknik dan Sumberdaya Air. Huruf I dibuat menyerupai sebuah theodolit yang melambangkan sub-departemen Teknik Geomatika. Huruf L meyerupai sebuah bangunan berbentuk L dengan batu bata sebagai bahannya melambangkan sub-departemen Teknik Struktur dan Infrastruktur.
7. Gambar gelombang air yang berada di bawah huruf SIL menyerupai gelombang air permukaan, baik itu sungai, danau atau laut melambangkan sub-departemen Teknik Lingkungan.
8. Huruf SIL dan gelombang air dinaungi oleh sebuah konstruksi rumah yang belum selesai dan terdiri dari truss (atap) dan ditopang oleh dua kolom mempunyai arti bahwa ilmu-ilmu yang dipelajari di tiap sub-departemen berada dalam satu kesatuan, yaitu Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan. Himatesil sebagai himpro berusaha melengkapi dan menyempurnakan “konstruksi yang belum selesai” tersebut. Artinya, Himatesil berusaha melengkapi dan menyempurnakan ilmu-ilmu yang didapat dari perkuliahan dan digunakan secara bersama-sama sebagai sarana belajar alternatif bagi kepentingan mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan.
9. Lingkaran luar mempunyai dua arti. Pertama, lingkaran diberi tulisan “HIMATESIL” diatas dan “INSTITUT PERTANIAN BOGOR” sebagai identitas bahwa himpro ini bernama HIMATESIL dan berada dalam naungan Institut Pertanian Bogor. Arti kedua, lingkaran tersebut seolah-olah menaungi oktagonal (dimana isi dari oktagonal melambangkan ilmu dari tiap sub-departemen). Dalam lingkaran tersebut, tertulis “HIMATESIL” dan “INSTITUT PERTANIAN BOGOR”. Artinya, Himatesil sebagai himpro memusatkan kegiatan yang berhubungan dengan Teknik Sipil dan Lingkungan dan bekerja sama dengan IPB dalam memajukan ilmu di Bidang Teknik Sipil dan Lingkungan.
10. Dua buah oktagonal kecil di dalam lingkaran di sebelah kiri dan kanan merepresentasikan kepala paku keling kecil. Kedua oktagonal kecil ini berada di luar oktagonal utama mempunyai arti bahwa Himatesil tidak hanya memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan teknik sipil dan lingkungan di lingkar departemen dan lingkar kampus saja, tetapi juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan teknik sipil dan lingkungan pada khususnya dan kegiatan lain pada umumnya di luar departemen dan di luar kampus.
Sumber: http://himatesil.ipb.ac.id/index.php/profil-himatesil.html
Sejarah Teknik Sipil
Diposting oleh Bayu M Martendreck Sabtu, 01 Januari 2011 pukul 15.00 0 comments
Teknik Sipil (Civil Engineering) adalah Ilmu yang mempelajari tentang bagaimana merancang, membangun, renovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kebaikan hidup manusia, maka dari itu ilmu ini disebut dengan Sipil/Civil.
Teknik sipil termasuk profesi yang sudah berkembang sejak lama, diperkirakan sudah berkembang di Mesir kuno dan Mesopotamia antara 4000 sd 2000 SM. Adalah Pyramid Raja Djoser yang diketahui terdapat di kompleks Saqqara, diakui sebagai pyramid tertua di dunia (berusia lebih dar 4000 tahun,atau sekitar tahun 2600 SM), dibangun seorang engineer bernama Imhotep. Yang masih megah berdiri hingga kini.
Gambar. Patung Imhotep
Gambar. Piramida karya Imhotep
Awalnya Profesi Engineer ini dimiliki oleh militer (bagiang dari jabatan militer) untuk membangun pertahanan, benteng, pos pos militer, jalan, jembatan dan bangunan pendukung perang lainnya. Seusai perang para engineer ini dibutuhkan untuk membangun ulang kota yang sudah hancur, menata kota lebih teratur sesusai kebutuhan. Namun akhirnya profesi ini terpisah dari militer. Civil Engineering. Ilmu yang melingkupi Civil engineering ini termasuk matematika, kimia, geologi, lingkungan hingga komputer. Semuanya memiliki fungsi penting dalam Civil engineering.
Istilah Civil Engineer sendiri dikenalkan oleh John Smeaton seorang kebangsaan inggris yang telah banyak berkarya membangun berbagai macam struktur seperti “Eddystone Lighthouse” yang dibangun tahun 1756.
Gambar. John Smeaton, bapak Teknik Sipil
Gambar. Eddystone Lighthouse karya Smeaton
Teknik Sipil terbagi beberapa cabang yaitu Struktur, Geoteknik, Manajemen Rekayasa Konstruksi, Hidrologi, Teknik Lingkungan,dan Transportasi.
Profesi Seorang civil engineer ini mencakup perancangan/pelaksana pembangunan/pemeliharaan prasarana jalan, jembatan, terowongan, gedung, bandar udara, lalu lintas (darat, laut, udara), sistem jaringan kanal, drainase, irigasi, perumahan, gedung, minimalisasi kerugian gempa, perlindungan lingkungan, penyediaan air bersih, konsep finansial dari proyek, manajemen projek dsb. Semua aspek kehidupan tercangkup dalam muatan ilmu teknik sipil.
Perkembangan teknologi menuntut profesi Civil Engineering tidak hanya berurusan dengan proyek bangunan, tetapi diharuskan memahami bidang lainnya seperti halnya informatika; Komputasi, yang memungkinkan untuk memudahkan kelancaran suatu proyek dalam Analisis dan Design, dan Arsitektur. Sebutlah misalnya pemodelan bangunan dengan AutoCAD, Manajemen proyek dengan Primavera atau MS Project, Analisis struktur akibat beban gempa, Beban Angin, Beban bergerak dan lainnya, smua itu dapat dimodelisasi dengan bantuan Komputer. Hal ini tentu akan mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan struktur. Hasilnya tahun 1960 sd 70-an, Proyek komputasi pertama kali digunakan untuk mendesign Sydney Opera House.
Gambar. Sydney Opera House, gedung pertama dengan perhitungan komputasi
Sumber: http://himatesil.ipb.ac.id/index.php/artikel-tentang-sil/72-sejarah-teknik-sipil.html
Teknik sipil termasuk profesi yang sudah berkembang sejak lama, diperkirakan sudah berkembang di Mesir kuno dan Mesopotamia antara 4000 sd 2000 SM. Adalah Pyramid Raja Djoser yang diketahui terdapat di kompleks Saqqara, diakui sebagai pyramid tertua di dunia (berusia lebih dar 4000 tahun,atau sekitar tahun 2600 SM), dibangun seorang engineer bernama Imhotep. Yang masih megah berdiri hingga kini.
Gambar. Patung Imhotep
Gambar. Piramida karya Imhotep
Awalnya Profesi Engineer ini dimiliki oleh militer (bagiang dari jabatan militer) untuk membangun pertahanan, benteng, pos pos militer, jalan, jembatan dan bangunan pendukung perang lainnya. Seusai perang para engineer ini dibutuhkan untuk membangun ulang kota yang sudah hancur, menata kota lebih teratur sesusai kebutuhan. Namun akhirnya profesi ini terpisah dari militer. Civil Engineering. Ilmu yang melingkupi Civil engineering ini termasuk matematika, kimia, geologi, lingkungan hingga komputer. Semuanya memiliki fungsi penting dalam Civil engineering.
Istilah Civil Engineer sendiri dikenalkan oleh John Smeaton seorang kebangsaan inggris yang telah banyak berkarya membangun berbagai macam struktur seperti “Eddystone Lighthouse” yang dibangun tahun 1756.
Gambar. John Smeaton, bapak Teknik Sipil
Gambar. Eddystone Lighthouse karya Smeaton
Teknik Sipil terbagi beberapa cabang yaitu Struktur, Geoteknik, Manajemen Rekayasa Konstruksi, Hidrologi, Teknik Lingkungan,dan Transportasi.
Profesi Seorang civil engineer ini mencakup perancangan/pelaksana pembangunan/pemeliharaan prasarana jalan, jembatan, terowongan, gedung, bandar udara, lalu lintas (darat, laut, udara), sistem jaringan kanal, drainase, irigasi, perumahan, gedung, minimalisasi kerugian gempa, perlindungan lingkungan, penyediaan air bersih, konsep finansial dari proyek, manajemen projek dsb. Semua aspek kehidupan tercangkup dalam muatan ilmu teknik sipil.
Perkembangan teknologi menuntut profesi Civil Engineering tidak hanya berurusan dengan proyek bangunan, tetapi diharuskan memahami bidang lainnya seperti halnya informatika; Komputasi, yang memungkinkan untuk memudahkan kelancaran suatu proyek dalam Analisis dan Design, dan Arsitektur. Sebutlah misalnya pemodelan bangunan dengan AutoCAD, Manajemen proyek dengan Primavera atau MS Project, Analisis struktur akibat beban gempa, Beban Angin, Beban bergerak dan lainnya, smua itu dapat dimodelisasi dengan bantuan Komputer. Hal ini tentu akan mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan struktur. Hasilnya tahun 1960 sd 70-an, Proyek komputasi pertama kali digunakan untuk mendesign Sydney Opera House.
Gambar. Sydney Opera House, gedung pertama dengan perhitungan komputasi
Sumber: http://himatesil.ipb.ac.id/index.php/artikel-tentang-sil/72-sejarah-teknik-sipil.html
Langganan:
Postingan (Atom)